Pages

Pages

Selasa, 06 November 2012

Wacana Tentang "Buku"


Buku adalah sumber dari segala ilmu. Sampai – sampai buku mendapat julukan tersendiri. “Buku adalah Jendela Dunia”. Tahukah kamu betapa berjasanya sebuah buku, sampai mendapat julukan seperti itu. Namun, lihat saja. Buku terkadang hanya menjadi sampah tumpukan dalam ruangan. Fakta dalam kehidupan ini memang terjadi. Mustahil ini tidak ada. Banyak orang yang hanya ingin membeli buku tetapi tidak pernah dibaca. Ada juga yang pernah dibaca, namun jika sudah tidak digunakan lagi, buku hanya menjadi pajangan dalam ruang. Memang kelihatannya bagus, jika tertata dengan rapi. Tapi sangat disayangkan, jika buku yang disimpan, tetapi hanya asal tumpuk tidak pada tempatnya.

Buku mempunyai manfaat yang sangatlah besar. Coba rasakan. Sebenarnya buku bisa menjadi teman jika kamu merasa sendirian dan kesepian. Jangan pernah takut jika dibilang “kutu buku”. Toh, kelak manfaat kita sendiri yang merasakannya. Karena dari buku, kita bisa tahu segalanya. 

Buku bisa menjadi sahabat yang low profil. Karena buku tidak akan pernah marah jika kamu tidak membacanya, atau bahkan kamu abaikan. Secara umum, buku merupakan tempat bernaungnya pengetahuan. Meskipun buku bukan barang mainan, buku dapat menjadi kawan bermain, juga sebagai permainan yang mengasyikkan, tetapi jangan salah bermain dengan mempermainkannya (mempermainkan pengetahuan), sebab siapa yang mempermainkan permainan akan menjadi permainan-permainan

Buku dengan berbagai pengetahuan yang terekam dalam dirinya, atau sejarah yang mengakar dari awalnya, tempat bersatunya rasa kehidupan: manis, pahit, asam, asin, pedas, hangat dan dingin, sebagaimana bercampurnya tujuh warna pelangi yang menghasilkan cahaya putih, dan yang menjadi penerangan dalam kegelapan. Buku bagaikan air yang bening, segera menyegarkan otak yang tersandung oleh kebuntuan. Buku akan menyajikan bagaimana manis dilukis, memaparkan ke mana pahit dipahat, membuktikan di mana asam diragam, untuk apa garam merajam, apa sebab pedas mengalas, betapa hangat merajut, ditingkahi dingin oleh keinginan, tetapi juga kepana semangat menjadi hajat. Buku adalah kehidupan, dan hidup itu sendiri, yang memuaskan dahaga penyelesaian terhadap suatu persoalan, di mana manusia menjadi subjek yang tidak puas-puasnya atas kebutuhan hidup lebih baik.

Buku selalu menjadi kamar pemisah antara bidang-bidang pengetahuan. Setiap buku umumnya selalu memperkenalkan dirinya pada awal halaman, tentang apa saja yang ia sajikan untuk diri kita sebagai pembaca. Dan secara rinci menerangkan hal-hal lain yang berkaitan termasuk ketentuan-ketentuan, aturan-aturan, dan nilai atau hasil disertai kesimpulan yang terangkum pada akhir halamannya. Akan tetapi, terdapat banyak buku yang penyajiannya tidak sesuai, antara satu bab dengan bab lain yang berurutan tidak terhubung langsung penjelasannya, pembaca harus teliti untuk melakukan penyesuaian berdasarkan pengetahuannya untuk berdialog dengan isi buku secara langsung.

Buku seringkali menerapkan judul sebagai pokok dari isi buku tersebut. Namun tanpa disadari, sebuah buku jika membahas satu judul, sebenarnya membahas tentang hal yang lain. Misalnya saja, satu buku walaupun membahas teknologi secara khusus, sebenarnya tidak  menyajikan pengetahuan teknologi saja, tetapi secara tidak langsung merekam sejarah juga. Setiap buku akan mewariskan kepada generasi pembaca berikutnya suatu amanat yang harus dilakukan berdasarkan masa lalu yang telah mensejarah dalam kehidupan manusia, jika tidak bagaimana manusia mampu membuat keputusan untuk menentukan masa depan lebih baik. Bukankah masa sekarang ditentukan oleh masa lalu sedangkan masa akan datang ditentukan oleh masa lalu dan sekarang. Buku, melalui kemampuan penulisnya telah mencatatkan peristiwa-peristiwa dan fakta-fakta yang dapat dijadikan rujukan oleh generasi-generasi sekarang dan berikutnya. Buku menyebabkan suatu peristiwa abadi dan dikenang dalam jangka waktu yang cukup lama, dan kadangkala suatu fakta sejarah akan bercerita banyak. Plato telah melegandakan suatu benua yang tenggelam bernama Atlantis, yang membuat banyak generasi berikutnya meningkatkan jati diri dan membekalkan diri dengan pengetahuan yang lebih baik untuk mengungkapkan legenda itu. Sejarah berbangsa di tanah air, mencatatkan peristiwa-peristiwa besar, misalnya kisah tentang pengkhianatan G 30 S PKI, suatu gebrakan dari partai komunis yang ingin menguasai Indonesia, dan suatu peristiwa bersejarah yang akan terus menjadi peringatan untuk kehidupan berbangsa pada generasi berikutnya.

Itulah mengenai buku. Kita dapat menyimpulkan bahwa sebuah buku akan memberikan ilmunya yang lebih dalam, jika kamu mau membacanya dan kemudian membacanya lagi. Tanpa disadari buku berkata,”Inilah Aku” .


Marsa V. Andrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar