Buku adalah sumber dari segala
ilmu. Sampai – sampai buku mendapat julukan tersendiri. “Buku adalah Jendela
Dunia”. Tahukah kamu betapa berjasanya sebuah buku, sampai mendapat julukan
seperti itu. Namun, lihat saja. Buku terkadang hanya menjadi sampah tumpukan
dalam ruangan. Fakta dalam kehidupan ini memang terjadi. Mustahil ini tidak
ada. Banyak orang yang hanya ingin membeli buku tetapi tidak pernah dibaca. Ada
juga yang pernah dibaca, namun jika sudah tidak digunakan lagi, buku hanya
menjadi pajangan dalam ruang. Memang kelihatannya bagus, jika tertata dengan
rapi. Tapi sangat disayangkan, jika buku yang disimpan, tetapi hanya asal
tumpuk tidak pada tempatnya.
Buku mempunyai manfaat yang
sangatlah besar. Coba rasakan. Sebenarnya buku bisa menjadi teman jika kamu
merasa sendirian dan kesepian. Jangan pernah takut jika dibilang “kutu buku”.
Toh, kelak manfaat kita sendiri yang merasakannya. Karena dari buku, kita bisa
tahu segalanya.
Buku bisa menjadi sahabat yang
low profil. Karena buku tidak akan pernah
marah jika kamu tidak membacanya, atau bahkan kamu abaikan. Secara umum, buku merupakan tempat bernaungnya pengetahuan.
Meskipun buku bukan barang mainan, buku dapat menjadi kawan bermain, juga
sebagai permainan yang mengasyikkan, tetapi jangan salah bermain dengan
mempermainkannya (mempermainkan pengetahuan), sebab siapa yang mempermainkan permainan akan menjadi
permainan-permainan.
Buku dengan berbagai pengetahuan
yang terekam dalam dirinya, atau sejarah yang mengakar dari awalnya, tempat
bersatunya rasa kehidupan: manis, pahit, asam, asin, pedas, hangat dan dingin,
sebagaimana bercampurnya tujuh warna pelangi yang menghasilkan cahaya putih,
dan yang menjadi penerangan dalam kegelapan. Buku bagaikan air yang bening,
segera menyegarkan otak yang tersandung oleh kebuntuan. Buku akan menyajikan bagaimana manis dilukis,
memaparkan ke mana pahit dipahat, membuktikan di mana asam diragam, untuk apa
garam merajam, apa sebab pedas mengalas, betapa hangat merajut, ditingkahi
dingin oleh keinginan, tetapi
juga kepana semangat menjadi hajat. Buku adalah kehidupan, dan
hidup itu sendiri, yang memuaskan dahaga penyelesaian terhadap suatu persoalan,
di mana manusia menjadi subjek yang tidak puas-puasnya atas kebutuhan hidup
lebih baik.
Buku selalu menjadi kamar pemisah
antara bidang-bidang pengetahuan. Setiap buku umumnya selalu memperkenalkan
dirinya pada awal halaman, tentang apa saja yang ia sajikan untuk diri kita
sebagai pembaca. Dan secara rinci
menerangkan hal-hal lain yang berkaitan termasuk ketentuan-ketentuan,
aturan-aturan, dan nilai atau hasil disertai kesimpulan yang terangkum pada
akhir halamannya. Akan tetapi, terdapat banyak buku yang penyajiannya tidak
sesuai, antara satu bab dengan bab lain yang berurutan tidak terhubung langsung
penjelasannya, pembaca harus teliti untuk melakukan penyesuaian berdasarkan
pengetahuannya untuk berdialog dengan isi buku secara langsung.
Buku seringkali menerapkan judul
sebagai pokok dari isi buku tersebut. Namun tanpa disadari, sebuah buku jika
membahas satu judul, sebenarnya membahas tentang hal yang lain. Misalnya saja,
satu buku walaupun membahas teknologi secara khusus, sebenarnya tidak
menyajikan pengetahuan teknologi saja, tetapi secara tidak langsung merekam
sejarah juga. Setiap buku akan mewariskan kepada generasi pembaca berikutnya
suatu amanat yang harus dilakukan berdasarkan masa lalu yang telah mensejarah
dalam kehidupan manusia, jika tidak bagaimana manusia mampu membuat keputusan
untuk menentukan masa depan lebih baik. Bukankah masa sekarang ditentukan oleh masa lalu sedangkan masa akan datang
ditentukan oleh masa lalu dan sekarang. Buku, melalui kemampuan
penulisnya telah mencatatkan peristiwa-peristiwa dan fakta-fakta yang dapat
dijadikan rujukan oleh generasi-generasi sekarang dan berikutnya. Buku
menyebabkan suatu peristiwa abadi dan dikenang dalam jangka waktu yang cukup
lama, dan kadangkala suatu fakta sejarah akan bercerita banyak. Plato telah
melegandakan suatu benua yang tenggelam bernama Atlantis, yang membuat banyak
generasi berikutnya meningkatkan jati diri dan membekalkan diri dengan
pengetahuan yang lebih baik untuk mengungkapkan legenda itu. Sejarah berbangsa
di tanah air, mencatatkan peristiwa-peristiwa besar, misalnya kisah tentang
pengkhianatan G 30 S PKI, suatu gebrakan dari partai komunis yang ingin
menguasai Indonesia, dan suatu peristiwa bersejarah yang akan terus menjadi
peringatan untuk kehidupan berbangsa pada generasi berikutnya.
Itulah mengenai buku. Kita dapat
menyimpulkan bahwa sebuah buku akan memberikan ilmunya yang lebih dalam, jika
kamu mau membacanya dan kemudian membacanya lagi. Tanpa disadari buku berkata,”Inilah
Aku” .
Marsa V. Andrian