· Induksi
Induksi
adalah proses berpikir di dalam akal kita dari pengetahuan tentang
kejadian atau peristiwa-peristiwa dan hal-hal yang lebih kongkrit dan khusus
untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih umum seperti :
- Besi di panaskan memuai
- Seng di panaskan memuai
- Emas di panaskan memuai
- Perak di panaskan memuai
- Besi, Seng, Emas dan Perak adalah logam
- Jadi : Setiap logam yang di panaskan akan memuai.
- Kita dapat berpikir secara ekonomis meskipun ekperimen kita terbatas pada beberapa kasus indivudual
- Pernyataan
yang di hasilkan melalui cara berpikir Induksi memungkinkan proses
penalaran selanjutnya baik secara Induktif dan Deduktif.
Penalaran Induktif1. Pengertian Penalaran InduktifPenalaran induktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sentara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.Contoh penalaran induktif :Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.Kucing berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.Sapi berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.Kesimpulan : semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.2. Macam – Macam Penalaran InduktifMacam-macam penalaran induktif diantaranya:GeneralisasiGeneralisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.Macam – macam generalisasi : - Generalisasi sempurna
Adalah
generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki.
Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat
diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
- Generalisasi tidak sempurana
Adalah
generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang
berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Analogi
Adalah
membandingkan dua hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan yang diambil dengan
jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat
khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang
sebelumnya.
Penalaran
deduktif dikembangkan oleh Aristoteles, Thales, Pythagoras, dan para filsuf
Yunani lainnya dari Periode Klasik (600-300 SM.). Aristoteles, misalnya,
menceritakan bagaimana Thales menggunakan kecakapannya untuk mendeduksikan
bahwa musim panen zaitun pada musim berikutnya akan sangat berlimpah. Karena
itu ia membeli semua alat penggiling zaitun dan memperoleh keuntungan besar
ketika panen zaitun yang melimpah itu benar-benar terjadi. Penalaran deduktif
tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita
kepada hasil yang salah, dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan
kesimpulan yang tidak tepat.
Alternatif
dari penalaran deduktif adalah penalaran induktif. Perbedaan dasar di antara
keduanya dapat disimpulkan dari dinamika deduktif tengan progresi secara logis
dari bukti-bukti umum kepada kebenaran atau kesimpulan yang khusus; sementara
dengan induksi, dinamika logisnya justru sebaliknya. Penalaran induktif dimulai
dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu
kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum.
Penalaran
deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan
yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji informasi yang spesifik,
yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik
suatu kesimpulan umu. Dengan memikirakan fenomena bagaimana apel jatuh dan
bagaimana planet-planet bergerakIsaac Newton menyimpulkan teori daya tarik.
Pada abad ke-19, Adams dan Le Verrier menerapkan teori Newton (prinsip umum)
untuk mendeduksikan keberadaan, massa, posisi, dan orbit Neptunus
(kesimpulan-kesimpulan khusus) tentang gangguan (perturbasi) dalam orbit Uranus
yang diamati (data spesifik).
Pengertian Penalaran
Deduktif
Penalaran
Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau
sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum.
Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara
deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus
atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif terebut
dapat dimulai dai suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang
kongkrit.
Macam – Macam
Penalaran Deduktif
Macam-macam
penalaran deduktif diantaranya :
a. Silogisme
Silogisme
adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun
dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta
lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2
pendapat dan 1 kesimpulan.
Contoh
Silogisme:
Semua manusia akan mati
Amin adalah manusia. Jadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)
b. Entimen
Entimen
adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme
premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama
diketahui.
Contoh
Entimen :
Proses fotosintesis memerlukan
sinar matahari pada malam hari tidak ada matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis
Sumber
:
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembuktian_melalui_deduksi
06.39, 20 September 2011
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
06.57, 5 Januari 2012.
Penalaran
Induktif dan Deduktif Warta Warga 16.08, 28 pebruari 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar